Lahir di Jakarta, 22 Oktober 1997. Meruya Selatan, Jakarta Barat. Nama Fajar Subhi, panggil saja fajar atau subhi, hm ada yang manggil jaroy,subuh. Ingin punya Yayasan, biar banyak bantu masyarakat agar berdaya. Yuk baca buku Kelana dan Lembayung Harap! #MariBerkelana
Rabu, 21 Desember 2016
Rabu, 12 Oktober 2016
Rakyat Harus Cerdas dalam Berpolitik
Politik saat ini tengah mengalami pembiasan makna yang cukup signifikan. Dahulu politik digunakan sebagai alat yang menyatukan warga negaranya. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad, saat itu membuat regulasi atau kebijakan yang bernama Piagam Madinah. Politik merupakan suatu alat yang bersifat memaksa. Hingga sampai saat ini, politik dapatdijadikan alat sebagai neo diktatorisme (atau orde baru versibaru) dan mendapatkan modal kembali (setelah mengeluarkannyadalam rangka tebar pesona).Sudah 71 tahun bangsa ini merdeka, melepaskan diri dari ikatan penjajah dan kolonialisme. Namun, bagaimana dengan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945?belum terwujud dengan baik sampai saat ini. Setelah kita melepaskan diri dari penjara kolonial, kok saat ini seperti masuk penjara yang baru? Penjara yang dibuat oleh saudara-saudarakita sendiri. Semakin banyak pejabat yang berjaya, semakin banyak rakyat biasa yang tak kunjung bahagia? Yang kaya makin jaya, yang miskin makin fakir, yang biasa makin biasa saja.Begitu panjang perjalanan politik yang ada di Indonesia. Politik sebagai ajang kapitalisme dan penindasan. Kini, politik menjadi industrialisasi. Para calon pemimpin melakukan tebar pesona, berbagi rezeki yang mereka punya atas nama pencitraan bahwa mereka lah yang layak menjadi pemimpin mereka. Lah? Bukankah pemimpin itu merupakan contoh teladan bagi rakyatnya? Yang cerdas, benar, amanah dan menyampaikan (transparan, tidak menyembunyikan), bukan yang bagi-bagi sembako dan baju koko. Ya, kalau ada yang seperti itu ambil saja, tapi jangan pilih orangnya, hehe. Kondisi menggambarkan keadaan politik yang bertujuan menanamkan investasi dalam bursa demokrasi. Memberi peluang kepada cukong-cukong(makelar/mafia politik) ikut bermain didalamnya. Para pengusaha akan memberi modal kepada kandidat pemimpin sebagai biaya memperebutkan kekuasaan. Banyak cukong sukses membangun kerajaan bisnis berawal dari keterlibatannya membiayai kandidatnya menjadi pe(nguasa)mimpin atau mesin uang untuk pemilik modal, seperti proyek saja ya ckck. Bagaikan 2 sisi mata pisau. Mata pisau yang satu untuk kebajikan , dan yang satu untuk menindas yang lemah. Suatu kemunafikan yang luar biasa. Di sisi pemerintah membuat kebijakan untuk kebaikan bersama, tapi di sisi lain pun sekaligus menindas rakyat yanglemah. Terlihatnya apartemen yang megah, tetapi dibelakangnya terdapat warga yang tak terurus.Sebentar lagi kita akan merasakan atmosfer Pilkada. Rakyat tidak boleh dibodohi. Maka, kita harus pandai dalam mencarisosok pemimpin yang kita rindukan.“ Rakyat itu badan dan jiwa bangsa. Rakyat yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita. Hidup atau matinya bangsa tergantung kepada semangat rakyat...” -Bung Hatta. Ingatlah bahwa kesalahan pemimpin merupakan kesalahan rakyat. Bahwa pemimpin merupakan proyeksi dari rakyat. Tetapi kita tidak boleh hanya berdiam diri. Kita tegur bapak kita, ingatkan akan apa yang ia janjikan saat kampanye dan kekhilafannya. Bergeraknya rakyat akan menentukan masa depan rakyat. Maka rakyat tidak boleh diam ketika saudara-saudarakita ditindas dan dirugikan. Pun, mahasiswa sebagai elemen dari rakyat harus menjadi poros tengah dalam perpolitikan di negeri ini, menjadi penghubung antara rakyat dengan pemerintah. Tidak dapat dipungkiri, sejak dahulu mahasiswa menjadi motor dalam bergeraknya rakyat dan menjadi pendesak pemerintah. Akankah mahasiswa (masih) diam saja? Bergeraklah!
Selasa, 16 Agustus 2016
Gunung Salak, antara Mistis dan Optimistis
Gunung Salak, antara Mistis dan Optimistis
Diselang waktu untuk beristirahat, kami meluangkannya untuk berpetualang dan mendaki Gunung Salak. Atas dasar keinginan yang kuat dalam mencapai puncak Manik Salak 1. Berjuta cerita tentang Gunung Salak yang membuat kami semakin penasaran dan akhirnya pun kami berangkat. Rasa menggebu kami semakin menjadi dan persiapan pun semakin matang.
Kami mulai mendaki dari Pasir Reungit. Sambil berjalan, kami semakin saling mengenal satu sama lain. Dengan cuaca yang sejuk diiringi dengan rintik gerimis. Kami nge-camp di Pos Bajuri karena waktu yang kurang untuk mencapai Puncak Manik. Saya merasakan kehangatan walau keadaan disana dingin dan turun hujan. Karena disini kami bisa saling mengisi dan saling memotivasi. Hal yang luar biasa baru pertama kali saya rasakan mendaki Gunung Salak yang sangat menguji adrenalin.
Cerita mistis yang menyelimuti Gunung Salak. Tidak membuat kami gentar untuk terus berjalan hingga Puncak. Setiap pendakian punya cerita (mistis). Sebenarnya, hanya saja bagaimana kita menyikapi itu. Menjaga lisan, sikap dan tidak merusak/mengambil itu adalah kunci dalam menghormati alam. Jangan lupa berdoa dan mengingat Allah. Optimistis adalah hal untuk mencapai ambisi dan sikapi ke-mistis-an itu dengan bijak. Mendaki bukan hanya sekadar mengunggah foto dan memuaskan ambisi, banyak sekali hikmah yang akan kita dapatkan. Alhamdulillah dan terima kasih atas kebersamaan teman-teman (yang menjadi keluarga baru). Sampai jumpa dalam kesempatan lain.
#Hiking #GunungSalak #Adventure
Diselang waktu untuk beristirahat, kami meluangkannya untuk berpetualang dan mendaki Gunung Salak. Atas dasar keinginan yang kuat dalam mencapai puncak Manik Salak 1. Berjuta cerita tentang Gunung Salak yang membuat kami semakin penasaran dan akhirnya pun kami berangkat. Rasa menggebu kami semakin menjadi dan persiapan pun semakin matang.
Kami mulai mendaki dari Pasir Reungit. Sambil berjalan, kami semakin saling mengenal satu sama lain. Dengan cuaca yang sejuk diiringi dengan rintik gerimis. Kami nge-camp di Pos Bajuri karena waktu yang kurang untuk mencapai Puncak Manik. Saya merasakan kehangatan walau keadaan disana dingin dan turun hujan. Karena disini kami bisa saling mengisi dan saling memotivasi. Hal yang luar biasa baru pertama kali saya rasakan mendaki Gunung Salak yang sangat menguji adrenalin.
Cerita mistis yang menyelimuti Gunung Salak. Tidak membuat kami gentar untuk terus berjalan hingga Puncak. Setiap pendakian punya cerita (mistis). Sebenarnya, hanya saja bagaimana kita menyikapi itu. Menjaga lisan, sikap dan tidak merusak/mengambil itu adalah kunci dalam menghormati alam. Jangan lupa berdoa dan mengingat Allah. Optimistis adalah hal untuk mencapai ambisi dan sikapi ke-mistis-an itu dengan bijak. Mendaki bukan hanya sekadar mengunggah foto dan memuaskan ambisi, banyak sekali hikmah yang akan kita dapatkan. Alhamdulillah dan terima kasih atas kebersamaan teman-teman (yang menjadi keluarga baru). Sampai jumpa dalam kesempatan lain.
#Hiking #GunungSalak #Adventure
Kamis, 05 Mei 2016
Puisi Tentang Pendidikan
Negeri yang Fana
Tercium aroma situasi belajar
Oleh guru yang mengabdi
Terhadap siswa yang plural
Untuk negeri yang katanya..
ingin mencerdaskan kehidupan bangsa
Apa kabar pendidikan Indonesia?
Aku mendengar,akan ada beasiswa yang dihapus
Aku merasa,kekayaanpendidikan diturunkan
Aku melihat,akan ada oligarki di rumah kedua kami
Maksud kalian apa?
Wahai para perencana kamiApa yang kalian rencanakan
Akankah kami terus menjadi wayang
Yang seenaknya kalian permainkan
Kami ingin kita bersahabat
Bersama mewujudkan kecerdasan
Mengentas segala kemiskinan
Kami butuh mutu pendidikan
Kami ingin menggapai langit
Kami mau mengubah negeri ini
Menjadi negeri yang mandiri
Tetapi kalian membuat kami sesak
Kami tidak bisa bayaran
Tidak bebas menikmati fasilitas
Pikiran kami diiris
Kebebasan kami dirantai
Sungguh keji perbuatanmu
Wahai penguasa langit dan bumi..
Kuatkan kami..
Sadarkanlah para pemimpin negeri..
Berilah keberkahan-Mu..
Untuk..negeri yang fana ini
-FS-
#pendidikanhariini
Tercium aroma situasi belajar
Oleh guru yang mengabdi
Terhadap siswa yang plural
Untuk negeri yang katanya..
ingin mencerdaskan kehidupan bangsa
Apa kabar pendidikan Indonesia?
Aku mendengar,akan ada beasiswa yang dihapus
Aku merasa,kekayaanpendidikan diturunkan
Aku melihat,akan ada oligarki di rumah kedua kami
Maksud kalian apa?
Wahai para perencana kamiApa yang kalian rencanakan
Akankah kami terus menjadi wayang
Yang seenaknya kalian permainkan
Kami ingin kita bersahabat
Bersama mewujudkan kecerdasan
Mengentas segala kemiskinan
Kami butuh mutu pendidikan
Kami ingin menggapai langit
Kami mau mengubah negeri ini
Menjadi negeri yang mandiri
Tetapi kalian membuat kami sesak
Kami tidak bisa bayaran
Tidak bebas menikmati fasilitas
Pikiran kami diiris
Kebebasan kami dirantai
Sungguh keji perbuatanmu
Wahai penguasa langit dan bumi..
Kuatkan kami..
Sadarkanlah para pemimpin negeri..
Berilah keberkahan-Mu..
Untuk..negeri yang fana ini
-FS-
#pendidikanhariini
Rabu, 20 April 2016
Puisi Untukmu
Siapa Kamu
Hatiku terbawa arus tenang
Bagiku kau begitu indah
Kau menambah kebahagiaanku
Hanya saja aku takut
Takut menggores kebahagiaanmu
Aku tidak langsung menancap gas
Hanya saja baru memanaskan motorik
Ketika ku berpapasan denganmu
Aku hanya bisa tersenyum
Melihat keindahan ciptaan-Nya
Lalu aku tersipu dan tertunduk malu
Aku hanyalah manusia utopis
Hanyalah pikiran yang mengabstrak
Mencoba merelevansikan idealisme ku
Apa sebenarnya isi hatimu?
Siapakah kamu sebenarnya?
-FS-
Hatiku terbawa arus tenang
Bagiku kau begitu indah
Kau menambah kebahagiaanku
Hanya saja aku takut
Takut menggores kebahagiaanmu
Aku tidak langsung menancap gas
Hanya saja baru memanaskan motorik
Ketika ku berpapasan denganmu
Aku hanya bisa tersenyum
Melihat keindahan ciptaan-Nya
Lalu aku tersipu dan tertunduk malu
Aku hanyalah manusia utopis
Hanyalah pikiran yang mengabstrak
Mencoba merelevansikan idealisme ku
Apa sebenarnya isi hatimu?
Siapakah kamu sebenarnya?
-FS-
Kamis, 31 Maret 2016
Sosiologi Tarbiyah
Sosiologi Tarbiyah
Ada 4 faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
beraktivitas atau beragama.
1.
Intelectual involvement ( keterikatan
intelektual ). Rasa ingin tahu yang besar membuat orang tertarik untuk
menghilangkan dahaga intelektual. Nabi Musa a.s mau mengikuti Nabi Khidir a.s
dan bersedia melakukan kontrak belajar karena rasa ingin tahu yang besar. Untuk
mensuplai ilmu dan wawasan. Tarbiyah tidak sekadar mengaji, tetapi ada
aktivitas hati, rasa ingin berbagi dan memiliki empati. Hobi berdiskusi, pandai
berbicara, sering mengikuti kajian, dan senang berargumentasi. Ilmu yang
berlebihan terkadang membuat kita lupa diri dan sombong, seperti, Fir’aun,
Haman dan Qorun. Harus dibangun dengan fahman
syaamilan, pemahaman yang menyeluruh.
2.
Spiritual involvement ( keterikatan
spiritual ). Meningkatkan kualitas rohani pun terkadang membuat kita lupa.
Meninggalkan keluarga, sahabat dan kegiatan belajar. Spiritual hanya lah bagian
apabila tidak di-sinkron-kan dengan syariat Islam. Perlu disadari bahwa
kebahagiaan justru ketika mampu mengajak manusia ke dalam hidayatullah. Keburukan dan kejahatan apabila ada orang-orang
shalih tapi individualistis dan tak berdaya guna. Pada suatu ketika, ada kapal
yang bocor lalu tenggelam ketika semua orang asik dengan diri sendiri dan tidak
peduli. Semua tenggelam, bukan hanya yang membocorkan kapal, orang baik pun
ikut tenggelam karena ketidakpeduliannya.
3.
Emotional involvement ( keterikatan
emosional ). Keuntungan emosional terkadang justru lebih kuat daripada
keuntungan finansial. Tersentuh oleh ukhuwah, tergugah hati oleh empati,
terkesan dengan kedatangan sahabat yang menjenguk kita saat sedang sakit atau
tertimpa musibah, terhibur kala duka, dan menerima senyuman yang membuat kita
semangat. Merasa lekat dan erat dengan simbol, figur, atau atribut
keagamaannya. Merasa islami dengan baju koko, peci, sarung atau warna tertentu.
Yang berbau Arab dianggap islami, apakah harus seperti itu? Dalam aktivitas
tarbiyah, emosi dikelola agar mampu menggerakkan. Saling menasehati, mengingatkan
dengan tidak membuat orang lain sakit hati. Dari sekadar wacana menuju amal
nyata. Turun ke lapangan aksi dari meja diskusi. Memulai diri bukan menuntut
sesuatu.
4.
Organizational involvement (
keterikatan organisasi ). Mau ngaji karena terikat organisasi? Menghadiri
kegiatan agama karena ikatan organisasi. Ini membuat identias organisasi lebih
menonjol daripada identitas keagamaan. Misal, orang belum dianggap nahdliyin tulen apabila sholat subuhnya
tanpa qunut, bismillahnya tidak dijaharkan, sholat tarawih tidak 23 rakaat.
Pun, orang merasa muhammadiyyin bila
subuh tidak pakai qunut, tarawih 11 rakaat, adzan Jum’at cuma sekali. Begitu
juga dengan perbedaan organisasi HMI, PMII, KAMMI dll. Sebenarnya ini sebatas
pemahaman fiqih atau madzhab rujukan. Namun seolah menjadi brand image atau trade mark cara beragama. Akibatnya timbul ashobiyah atau fanatisme organisasi,
bukan terikat pada Islamnya, karena menganggap organisasinya lebih atau paling
islami dan paling mencontoh Nabi. “ Kita
bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati dan toleran dalam perkara yang
ada perbedaan didalamnya.” kaidah Syaikh Muhammad Rasyid Ridho. Disinilah
yang terpenting dalam mengembalikan loyalitas pada Islam, bukan loyalitas pada
organisasi atau kelompok, tetapi pada nilai. Mendahulukan Islam sebelum
organisasinya. Dan tidak perlu menambahkan ‘embel-embel’ dibelakang nama Islam,
membuat Islam seakan-akan ada yang kurang. Islam tetap Islam, Islam adalah
Islam, tidak perlu menambahkan nama dibelakangnya.
Daftar Pustaka
Izzudin, S. A.
(2009). New Quantum Tarbiyah. Yogyakarta: Pro-U Media.
Senin, 28 Maret 2016
Makna di Balik Penciptaan 2 Mata, 2 Telinga dan 1 Mulut
Mengapa Kita di Ciptakan Dua Mata,
Dua Telinga dan Satu Mulut.
Sahabat, kita di ciptakan sepasang mata dan sepasang
telinga. Tetapi mengapa Tuhan hanya menciptakan satu mulut? Hmm. Disini
terdapat makna dan hikmah, sahabat. Kita patut
bersyukur karena kita memiliki itu semua dan berfungsi, walau ada
beberapa saudara kita yang kekurangan. Tetapi, kita cenderung acuh terhadap
itu. Apabila kita renungkan itu, terdapat hikmah yang luar biasa. Bahwa dalam
kehidupan ini, seyogyanya kita lebih banyak melihat dan mendengarkan.
Perbandingan 2 : 1. Dalam arti lain, sebelum kita berbicara, kita harus
terlebih dahulu membaca dan mendengarkan. Kita harus memahami dan memiliki
pengetahuan untuk selanjutnya berbicara. Untuk memiliki pemahaman dan
pengetahuan, kita harus banyak membaca buku dan mendengarkan dari orang lain
yang terdapat manfaat dari pembicaraannya. Menggunakan kedua mata untuk
membaca, melihat keadaan sekitar kita, mengamati fakta yang terjadi di
masyarakat, dan menggunakan kedua telinga untuk mendengarkan suatu kebenaran
dari sumber yang utuh. Perdebatan dan perselisihan kerap terjadi karena tidak
memperhatikan realitas dan mendengar kebenaran yang sesungguhnya.
Ada pesan tersirat dari penciptaan
Tuhan. Bahwa, sebaiknya kita lebih banyak melihat dan mendengar daripada
berbicara, kecuali dalam hal menyatakan kebenaran, keadilan dan kebaikan.
Keimanan belum sempurna apabila kita tidak bisa menjaga lisan dari berbicara
buruk dan sia-sia. Berbicara seperlunya, khawatir kalau banyak bicara tidak ada
nilainya, tidak ada poinnya. Apalagi menyebarkan fitnah, na’udzubillah. Selain itu, dapat menyebabkan kesombongan karena
berbicara yang berlebihan. Kita harus menggunakan secara utuh dan bijak.
Terkadang kita terburu-buru untuk menyimpulkan peristiwa,kabar dan fakta tanpa
memperhatikan kebenaran secara utuh. Lihatlah dulu, dengarkan dulu, baru
berbicara. Jika tidak, mending diam saja.
Minggu, 20 Maret 2016
7 Sikap Sang Juara
Assalamualaikum, salam sejahtera sahabat. Kini aku akan
memposting untuk memotivasi kita dalam menjadi sang juara. Pasti di dalam
kehidupan kita banyak sekali rintangan dan ujian yang menghadang kita. Baik itu
yang muncul dari keluarga, teman, maupun dimana kita sedang berada.
Sahabat, Allah mencintai orang-orang
yang berusaha dan bertawakkal kepada-Nya. Apapun keinginan yang akan kita
capai, harus melewati proses. Oke, kuy kita lihat nih apa saja sikap kita untuk
menjadi sang juara.
7 Sikap
(untuk menjadi ) Sang Juara :
1. Punya Visi Jauh ke Depan
Pikirkanlah
apa tujuan yang akan kita raih, memiliki target untuk jangka waktu tertentu. Misal,
kita ingin melanjutkan ke mana setelah kita lulus sma. Ke ptn mana kah? Bekerja
kah? atau ni (kah)? haha jangan ya tahan dulu. Usahakan sebisa mungkin kita
melanjutkan untuk kuliah ya sahabat, karena negeri kita butuh perubahan lebih
baik dan kita adalah sebagai new
generation. Kita yang akan memimpin negeri ini, untuk menjadi negeri yang
berdaulat. Tetapi ada yang lebih penting daripada itu dan lebih jauh. Tujuan
untuk meraih surga-Nya, mencari bekal untuk kehidupan yang kekal.
2. Berani Mencoba Hal Baru
Ada
saat dimana kita bosan karena sering melakukan hal yang sama setiap harinya.
Cobalah hal yang baru, yang selama ini belum pernah kita lakukan. Latihan
menulis, misalnya. Atau mungkin sahabat
punya ide lain untuk melakukan hal yang baru, yang bermanfaat pastinya ya.
3. Menyukai Tantangan
A smooth sea never made a skillful mariner (
laut yang tenang takkan melahirkan pelaut yang handal). Sahabat, selagi kita masih muda, takut gagal
jangan dijadikan masalah untuk mencoba. Gagal adalah hal yang biasa selagi kita
masih belajar dan mencoba. Habiskan masa gagal kita di masa muda, dan
nikmatilah masa sukses setelah itu. Amin. Yang penting mulai saja dulu. Jangan
ragu untuk mencoba berbagai peluang dan kesempatan.
4. Daya Tahan Yang Tinggi
Kita harus
memiliki fisik dan mental yang kuat. Jangan telat (apalagi lupa) makan ya.
Karena energi itu penting agar tubuh kita sehat dan kuat. Selain itu, kita harus
memiliki sikap pantang menyerah.
Jadikanlah setiap kegagalan untuk menjadi tangguh dalam menghadapi
masalah.
5. Berusaha Memberikan yang Terbaik
Kehidupan
adalah bagaimana kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Karena
sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat untuk orang lain. Jadilah orang yang terbaik, kalau tidak bisa,
jadilah orang baik. Kalau tidak bisa pula, berusahalah menjadi baik.
6. Optimis
Setiap
apa yang kita harapkan, ia akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Mulailah
hari-hari kita dengan sikap optimis dan harapan positif.
“Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah.” (Q.S Al-Alaq
96:8 ).
7. Hargai Waktu
Sahabat,
waktu itu ibarat pedang. Bila kita tidak bisa menguasainya, niscaya kita akan
di tebas oleh pedang itu. Betapa pentingnya disiplin dan memanfaatkan waktu
dengan baik melalui firman Allah, “Sesungguhnya
manusia benar-benar dalam keadaan merugi”
(Q.S Al-Ashr 103 : 2). Sahabat,
waktu memiliki hakikat yakni tidak dapat kembali. Jangan sampai kita
menyesal apa yang telah kita lalui karena perbuatan yang sia-sia. Waktu demi
waktu kita akan semakin dekat akan kematian.
Yaps, sahabat. Itulah sikap-sikap yang harus kita lakukan
untuk menjadi sang juara. Kuy, jadilah sang juara. Semoga kita senantiasa
didalam naungan kasih dan sayang-Nya. Semoga bermanfaat dan semangat untuk
kita, sahabat. Wassalamualaikum.
#membacamenulis #sikapsangjuara #semangat #motivasi #manfaat
Daftar Pustaka
#membacamenulis #sikapsangjuara #semangat #motivasi #manfaat
Daftar Pustaka
Rif'an, A. R. (2011). From School to Heaven.
Yogyakarta: MyBooks.
Kisah Sang Ibu Teladan part II
Azan subuh menggema. Tentara Islam telah bersiap menghadap-Nya dalam jamaah shalat subuh, kemudian mereka berdoa “ Ya Alah berikanlah kami kemenangan atau surga.” Usai itu, Saad bin Abi Waqqash, sang panglima besar Islam telah memberikan arahan agar semua pasukan bersiap.
Dua hari pertama satu pasukan Islam masih sanggup berhadapan dengan pasukan kafir. Tetapi berbeda, hari ketiga mulailah pertempuran besar-besaran yang tak imbang, 41.000 orang tentara Islam melawan 200.000 tentara Farsi. Satu berbanding lima. Pasukan Islam mendapat perlawanan hebat, namun jiwa keimanan mereka tetap yakin bahwa pertolongan Allah mengiringi kibasan pedang mereka.
Putra-putra Khansa maju untuk merebut peluang menuju surga. Motivasi dahsyat dari diksi syair ibunya telah memusnahkan ketakutan dalam hati mereka. Sambil mengibaskan pedang, salah seorang dari mereka berkata, “Hai saudara-saudaraku! Semua mutiara telah keluar dari lisan ibu kita. Insya Allah akan kita buktikan sesaat lagi. “
Pertempuran semakin sengit.
“Demi Allah” kata anak kedua Khansa, “Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu. Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati. Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur musuh-musuh Islam. Sampai kau menyaksikan keluarga Kaisar musnah.”
Di sudut lain, sang putra ketiga tak mau kalah.
“Sungguh” anak ketiga menyusul, “Ibu kami kuat azamnya, tegas dan tidak goncang oleh apa pun. Beliau telah mendorong kita agar bertindak cerdas dan berakal cemerlang. Segera masuki medan tempur dan segera pertahankan diri. Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”
Anak keempat dengan pedang terhunus dan lompatan indah menyusul saudara-saudaranya, ia pun berkata, “Bukanlah aku putra Khansa kalau aku tidak berhasil membuat tentara asing itu terjatuh ke jurang kematian dan musnah termangsa oleh senjataku.”
Singkat kisah. Pasukan Islam yang menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah 7.000 orang. Dan dari 7.000 syuhada itu, terbujur syahid empat putra Khansa.
Setelah menerima kabar bahwa keempat putranya telah syahid, dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan, “Alhamdulillah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengharapkan dari-Nya, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya”
Al-Khansa kembali ke Madinah bersama para prajurit yang masih hidup dengan mengikhlaskan syahidnya mayat-mayat putranya di medan Kadisia. Karena peristiwa itu, ia mendapat gelar kehormatan, ‘Ummu syuhada’ , ibu para syuhada’. --
Nah itu dia kisah sang ibu teladan, Al-Khansa. Masya Allah, dengan nasihat yang diberikan kepada putra-putranya telah membangkitkan semangat juang di jalan Allah. Beliau rela mengerahkan seluruh putranya dan tetap mengucap syukur kepada Allah. Keempat putranya telah mati syahid, tetapi beliau tidak menyesali itu. Keempat putranya begitu sayang kepada ibunya, nasihat ibu mereka tidak dilanggar, dijalankan dengan ikhlas. Ini membuktikan betapa pentingnya nasihat ibu yang harus kita jalankan dengan ikhlas dalam hal kebaikan, apalagi berjuang di jalan Allah. Dan, kita sebagai pemuda harus bersemangat berjuang di jalan Allah dan senantiasa patuh terhadap nasihat ibu kita. Banyak sekali cara berjuang di jalan Allah, salah satunya dengan belajar sungguh-sungguh saja kita sedang berjuang di jalan Allah. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.
#semangat #ibu #sangteladan #membacamenulis #semangatbelajar
"Katakanlah : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (Q.S At-Taubah 9 : 24).
"Katakanlah : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (Q.S At-Taubah 9 : 24).
Kisah Sang Ibu Teladan part I
Assalamualaikum sahabat. Bagaimana
kabarnya? semoga sehat selalu dan dalam selimut kasih sayang-Nya. Setelah puisi
yang aku posting, selanjutnya aku ingin mengungkap suatu kisah. Yap, suatu
kisah Ibu teladan yang bernama Al-Khansa. Beliau adalah seorang penyair yang
sangat handal di zamannya. Beliau merelakan putra-putra nya untuk turut dalam
peperangan. Nasihat apa yang di berikan kepada putra-putranya? Kenapa beliau
rela melepaskan putra-putra nya untuk berjihad di jalan Allah? Lalu gelar
kehormatan apakah yang diterima oleh Al-Khansa? Hm oke, langsung saja kita baca
suatu kisah tersebut. Saya kutip dari buku From
School to Heaven. Ini dia.
Al-Khansa, Ibu Teladan
Telah renta
wanita itu. Namun kobaran jiwa muda dalam semangat perjuangan tetap menyala
terang lewat tutur katanya yang penuh makna.
Al-Khansa bin Amru, demikianlah wanita itu dipanggil. Dia merupakan
wanita yang terkenal dengan paras cantik dan cukup pandai di kalangan bangsa
Arab pada zamannya.
Ia
seorang penyair wanita paling hebat dizamannya. Diksi warisan jahiliah masih
kental baginya saat itu. Namun, segalanya berbeda setelah Khansa memeluk Islam,
keberanian dan kepandaiannya bersyair digunakan untuk menyemarakkan semangat
para pejuang Islam. Empat putranya pun terwarisi kecerdasan memainkan kata
dalam syair. Empat putranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan
dan kepentingan Islam. Khansa telah mendidik anak-anaknya sejak kecil agar
jangan takut menghadapi peperangan.
Suatu
hari Khalifah Umar bin Khaththab menyediakan satu pasukan tempur untuk
menentang Farsi. Semua umat Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan menuju
medan perang, telah berkumpul 41.000 tentara Islam. Dan Khansa mengerahkan
keempat putranya untuk ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Ya,
keempat-empatnya.
Subhanallah, ibu macam apa ini?
Bagaimana dengan ibumu saudaraku?
Bukan
hanya itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan
wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuang tentara Islam.
Dengarlah
nasihat Khansa kepada putra-putranyaa yang sebentar lagi siap menjemput syahid
di medan perang,
“
Wahai anak-anakku. Aku telah melahirkan kalian dengan penderitaan dan
membesarkan kalian dengan susah payah. Aku tidak pernah membawa aib bagi
keluarga kita dan tidak pernah menodai nama baik kabilah kita. Aku tidak pernah
mencoreng nama baik ayah kalian. Jadi, tidak ada yang perlu diragukan lagi dari
kepribadian ibu kalian. “
Kemudian
Khansa membacakan satu ayat dari surat Ali ‘Imran, “ Wahai orang yang beriman.
Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan
patuhlah kepada Allah, semoga menjadi orang yang beruntung. ”
Tertunduk
khusyuk putra-putra Khansa mendengar nasihat ibunda yang disayanginya itu.
“
Sekarang, dengarkan! Ingat, merupakan suatu keberuntungan besar berperang
membela Rasulullah. Ingat ayat al-Qur’an yang memerintahkan bersabar di tengah
kesulitan. Besok pagi, aku harap kalian bangun dari tempat tidur dengan penuh
kekuatan dan semangat. Majulah ke medan perang dengan gagah berani. Majulah ke
tengah-tengah medan yang paling berbahaya, hadang musuh-musuh kalian dan
raihlah syuhada!”
Sabtu, 19 Maret 2016
Puisi : Malam
MaLaM
oleh : Fajar Subhi
Bila, aku harus menunggumu
Bagai peselancar menunggu ombak
Hatiku memanja akan hadirmu
Kan habis lelahku gegara jamuan mu
Berharap tumbuh bunga setelah gugur
Cinta tersimpan saat kau hadir
Engkau diciptakan sebelum kontrasmu
Engkau gelap dan dingin
Sedang kontrasmu silau dan panas
Aku bagai sang muzammil
Menikmati pemberianmu saat ini
Tapi, aku khawatir akan keabadianmu
Aku harus mengkontruksi sosial
Di saat fajar dan subuh mulai datang
Engkau harus pergi dari aku
Aku tak ingin selalu nyaman
Saat ini balad butuh aku
Aku dan teman-teman tuk perubahan
Kami akan mengambil sari mu
Engkau sunyi dan mustajab
Tepat untuk bermohon pada-Nya
Gelap hadir bergantian dengan terang
Tanpa berdebat seperti kelas atas
Yang hanya raga nya di asumsi
Mereka acuh terhadap rakyat
Semoga engkau jadi perantara
Dalam mengkilatkan doa kami
Saat sepertiga mu kami menyejuk
Malam..untuk aku dan kamu.
Jumat, 18 Maret 2016
Puisi singkat untuk Srikandi
SRIKANDI
oleh : Fajar Subhi
Kini ada kita
Ku ujung tombak
Kau ujung tombak
Panglima dan Srikandi
Menelan hembusan angin
Menopang terjangan air
Bersama engkau...
Srikandi
Bersama kita hampa
Hampa akan kehampaan
Bersama kita lemah
Lemah akan kelemahan
Ku merasa
Maka kau ada
Kau...
Srikandi
Langganan:
Postingan (Atom)