Minggu, 20 Maret 2016

Kisah Sang Ibu Teladan part II

Azan subuh menggema. Tentara Islam telah bersiap menghadap-Nya dalam jamaah shalat subuh, kemudian mereka berdoa “ Ya Alah berikanlah kami kemenangan atau surga.” Usai itu, Saad bin Abi Waqqash, sang panglima besar Islam telah memberikan arahan agar semua pasukan bersiap.
                Dua hari pertama satu pasukan Islam masih sanggup berhadapan dengan pasukan kafir. Tetapi berbeda, hari ketiga mulailah pertempuran besar-besaran yang tak imbang, 41.000 orang tentara Islam melawan 200.000 tentara Farsi. Satu berbanding lima. Pasukan Islam mendapat perlawanan hebat, namun jiwa keimanan mereka tetap yakin bahwa pertolongan Allah mengiringi kibasan pedang mereka.
                Putra-putra Khansa maju untuk merebut peluang menuju surga. Motivasi dahsyat dari diksi syair ibunya telah memusnahkan ketakutan dalam hati mereka.  Sambil mengibaskan pedang, salah seorang dari mereka berkata, “Hai saudara-saudaraku! Semua mutiara telah keluar dari lisan ibu kita. Insya Allah akan kita buktikan sesaat lagi. “
                Pertempuran semakin sengit.
                “Demi Allah” kata anak kedua Khansa, “Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu. Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati. Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur musuh-musuh Islam. Sampai kau menyaksikan keluarga Kaisar musnah.”
                Di sudut lain, sang putra ketiga tak mau kalah.
                “Sungguh” anak ketiga menyusul, “Ibu kami kuat azamnya, tegas dan tidak goncang oleh apa pun. Beliau telah mendorong kita agar bertindak cerdas dan berakal cemerlang. Segera masuki medan tempur dan segera pertahankan diri. Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”
                Anak keempat dengan pedang terhunus dan lompatan indah menyusul saudara-saudaranya, ia pun berkata, “Bukanlah aku putra Khansa kalau aku tidak berhasil membuat tentara asing itu terjatuh ke jurang kematian dan musnah termangsa oleh senjataku.”
                Singkat kisah. Pasukan Islam yang menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah 7.000 orang. Dan dari 7.000 syuhada itu, terbujur syahid empat putra Khansa.
                Setelah menerima kabar bahwa keempat putranya telah syahid, dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan, “Alhamdulillah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengharapkan dari-Nya, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya”
                Al-Khansa kembali ke Madinah bersama para prajurit yang masih hidup dengan mengikhlaskan syahidnya mayat-mayat putranya di medan Kadisia. Karena peristiwa itu, ia mendapat gelar kehormatan, ‘Ummu syuhada’ , ibu para syuhada’. --


Nah itu dia kisah sang ibu teladan, Al-Khansa. Masya Allah, dengan nasihat yang diberikan kepada putra-putranya telah membangkitkan semangat juang di jalan Allah. Beliau rela mengerahkan seluruh putranya dan tetap mengucap syukur kepada Allah. Keempat putranya telah mati syahid, tetapi beliau tidak menyesali itu. Keempat putranya begitu sayang kepada ibunya, nasihat ibu mereka tidak dilanggar, dijalankan dengan ikhlas. Ini membuktikan betapa pentingnya nasihat ibu yang harus kita jalankan dengan ikhlas dalam hal kebaikan, apalagi berjuang di jalan Allah. Dan, kita sebagai pemuda harus bersemangat berjuang di jalan Allah dan senantiasa patuh terhadap nasihat ibu kita. Banyak sekali cara berjuang di jalan Allah, salah satunya dengan belajar sungguh-sungguh saja kita sedang berjuang di jalan Allah. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.

#semangat #ibu #sangteladan #membacamenulis #semangatbelajar

"Katakanlah : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (Q.S At-Taubah 9 : 24).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar